
Hidup
Hidup adalah lorong gelap tak berujung,
dindingnya dingin, sunyi bergaung,
setiap langkah terasa bagai rantai,
menjerat jiwa yang terus merintih.
Di balik senyum, tersembunyi luka,
duri-duri waktu mengoyak asa,
hari-hari berkarat dalam nestapa,
sementara harapan layu tak berdaya.
Kehidupan bagai cermin retak,
memantulkan wajah yang penuh retakan,
air mata jadi tinta keputusasaan,
menulis kisah yang tak pernah adil.
Badai tak kunjung reda,
malam tak kunjung pudar,
dan jiwa pun bertanya lirih,
“Apakah cahaya benar-benar ada?”
Namun di kedalaman kelam nan hening,
ada bisikan samar yang nyaris hilang:
bahwa meski hidup menusuk tanpa ampun,
sisa napas adalah bukti — aku masih bertahan.
Sering dianggap sombong sebelum benar-benar mengenal, padahal saya pribadi yang tenang dan reflektif. Saya pernah menulis mini novel berjudul Bingkisan Kalbu sebagai wujud ekspresi hati dan pandangan...