“DR. Lainah ke IPB: Menjemput Teknologi Sampah Jadi Rupiah”
Padang Panjang/24 Oktober 2025 ITHumasmansapapa — Di tengah semangat transformasi pendidikan yang berwawasan lingkungan, Kepala MAN 1 Kota Padang Panjang, DR. Lainah S.Ag., M.Pd.I, melangkah pasti menuju Institut Pertanian Bogor (IPB). Kunjungan ini bukan sekadar memenuhi undangan, tetapi menjadi bagian dari gerakan besar untuk mewujudkan madrasah yang bersih, sehat, dan bernilai ekonomis melalui pengelolaan sampah yang inovatif.
Kegiatan yang berlangsung dari 23 hingga 25 Oktober 2025 ini merupakan tindak lanjut dari surat undangan IPB Nomor 53556/IT3/TU/M/B/2025 dan surat tugas dari Kanwil Kemenag Sumatera Barat Nomor 999/Kw.03/10/2025. Sebanyak 28 kepala MA dan MTs se-Sumatera Barat, termasuk DR. Lainah, ditugaskan untuk menggali strategi pengelolaan sampah yang dapat diadaptasi di lingkungan madrasah masing-masing.
Bagi MAN 1 Kota Padang Panjang, kunjungan ini sangat relevan dengan program unggulan Green School Project yang telah digagas sebagai upaya berkelanjutan menciptakan madrasah ramah lingkungan. DR. Lainah berharap, pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari IPB dapat memperkuat langkah-langkah nyata dalam menjadikan madrasah sebagai pelopor perubahan lingkungan yang positif dan produktif.
Para peserta dipilih berdasarkan kebutuhan pengelolaan sampah di madrasah masing-masing, yang dinilai masih menggunakan pola lama dan belum optimal secara ekonomis. Menariknya, seluruh proses pembelajaran dan praktik pengelolaan sampah selama kegiatan ini akan langsung dibimbing oleh Prof. Arief, pakar riset pengolahan limbah dan dosen IPB yang telah lama berkecimpung dalam inovasi teknologi ramah lingkungan. Pendampingan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mendalam dan aplikatif bagi para peserta, sehingga strategi yang dibawa pulang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi madrasah masing-masing.
Kabid Penmad, H. Hendri Pani Dias, menjelaskan tujuh alasan utama memilih IPB sebagai mitra pembelajaran:
1. IPB memiliki mesin pengolah sampah menjadi biogas, yang berpotensi menghasilkan nilai ekonomis.
2. Presentasi dari pihak IPB akan memberikan gambaran konkret tentang konversi sampah menjadi rupiah.
3. Mesin pengolah sampah buatan IPB diharapkan dapat dibawa pulang oleh beberapa madrasah.
4. Bidang Penmad telah menjajaki kerja sama dengan Kantor Pegadaian Padang, di mana sampah olahan bisa ditukar dengan emas.
5. Kegiatan ini bertujuan mengubah mindset bahwa sampah adalah potensi ekonomi yang belum tergali.
6. Memberikan solusi atas masalah pengelolaan sampah yang telah berlangsung bertahun-tahun di madrasah.
7. Memberikan penyegaran dan semangat baru bagi para kepala madrasah untuk terus berinovasi.
Langkah ini juga mendapat dukungan penuh dari Kementerian Agama Kota Padang Panjang yang mendorong madrasah untuk menjadi pionir dalam pendidikan berbasis lingkungan. Komite madrasah turut menyambut baik inisiatif ini, menyatakan kesiapan untuk mendukung implementasi program pengelolaan sampah secara berkelanjutan, baik dari sisi kebijakan maupun partisipasi aktif orang tua dan masyarakat.
Sebagai madrasah yang telah menggagas Green School Project sebagai program unggulan, MAN 1 Kota Padang Panjang memandang kunjungan ke IPB Bogor ini sebagai momentum strategis untuk memperkuat komitmen terhadap pendidikan berwawasan lingkungan. DR. Lainah S.Ag., M.Pd.I, sebagai kepala madrasah, menaruh harapan besar agar ilmu dan inspirasi yang diperoleh dari IPB dapat diterapkan secara nyata di lingkungan MAN 1. Dengan dukungan seluruh civitas akademika, beliau optimis bahwa pengelolaan sampah yang terintegrasi dan bernilai ekonomis akan menjadi bagian penting dari budaya madrasah, sekaligus memperkuat citra MAN 1 sebagai pelopor madrasah hijau di Sumatera Barat.(Hendra)
